MERENCANAKAN RUMAH DAN GEDUNG TAHAN GEMPA
Ketentuan Umum
Bangunan rumah dan gedung lainnya yang dibuat atau direncanakan mengikuti pedoman teknis ini (Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa, dinas cipta karya 2006) harus mengikuti ketentuan-ketentuan berikut:
1. Pondasi
a. Pondasi harus ditempatkan pada tanah keras.
b. Penampang melintang pondasi harus simetris seperti terlihat pada Gambar-2.
Gambar 2 Penampang melintang pondasi batu kali
c. Harus dihindarkan penempatan pondasi pada sebagian tanah keras dan sebagian tanah lunak.
Gambar 3 Pondasi menerus yang diletakkan pada sebagian tanah keras dan sebagian tanah lunak.
d. Sangat disarankan menggunakan pondasi menerus, mengikuti panjang denah bangunan, seperti ditunjukan oleh Gambar 4.
Gambar 4 Pondasi menerus.
e.
Pondasi dibuat menerus pada kedalaman yang sama, pondasi bertangga
seperti ditunjukan oleh gambar 5 berikut tidak diperkenankan.
Gambar 5 Pondasi bertangga yang tidak diperkenankan
f.
Bila digunakan pondasi setempat/umpak, maka masing-masing pondasi
setempat tersebut harus diikat satu dengan lainnya secara kaku dengan
balok pengikat.
Gambar 6 Detail balok pengikat untuk pondasi umpak/setempat
g. Penggunaan pondasi pada kondisi tanah lunak dapat digunakan pondasi pelat beton atau jenis pondasi alternatif lainnya.
Gambar 7 Pondasi pelat dari beton bertulang
Gambar 8 Pondasi rakit dari kayu
h.
Untuk rumah panggung di tanah keras yang menggunakan pondasi tiang,
maka masing-masing dari tiang tersebut harus terikat sedemikian rupa
satu sama lainnya dengan silang pengaku, bagian bawah tiang yang
berhubungan dengan tanah diberi telapak dari batu cetak atau batu kali
sehingga mampu memikul beban yang ada diatasnya secara merata. Ukuran
batu cetak 25 X 25cm, tebal 20 cm (Gambar 9).
Gambar 9 Pondasi tiang di tanah keras
2. Denah bangunan
Denah yang baik untuk bangunan gedung dan rumah di daerah gempa adalah sebagai berikut:
a.
Denah bangunan gedung dan rumah sebaiknya sederhana, simetris terhadap
kedua sumbu bangunan dan tidak terlalu panjang. Perbandingan lebar
bangunan dengan panjang 1:2.
b.
Bila dikehendaki denah bangunan gedung dan rumah yang tidak simetris,
maka denah bangunan tersebut harus dipisahkan dengan alur pemisah
sedemikian rupa sehingga denah bangunan merupakan rangkaian dari denah
yang simetris.
Gambar 10 Denah bangunan gedung yang terdiri dari rangkaian bangunan simetris
c. Penempatan dinding-dinding penyekat dan bukaan pintu / jendela harus dibuat simetris terhadap sumbu denah bangunan.
Gambar 11 Contoh penempatan dinding penyekat
d. Bidang dinding harus dibuat membentuk kotak-kotak tertutup, seperti gambar 12.
Gambar 12 Bidang dinding pada bangunan gedung
3. Lokasi bangunan
Untuk
menjamin keamanan bangunan gedung dan rumah terhadap gempa, maka dalam
memilih lokasi dimana bangunan akan didirikan harus memperhatikan :
a.
Bila bangunan gedung dan rumah akan dibangun pada lahan perbukitan,
maka lereng bukit harus dipilih yang stabil agar tidak longsor pada saat
gempa bumi terjadi.
b.
Bila bangunan gedung dan rumah akan dibangun di lahan dataran, maka
bangunan tidak diperkenankan dibangun di lokasi yang memiliki jenis
tanah yang sangat halus dan tanah liat yang sensitif (tanah mengembang).
4 . Desain struktur
Struktur
bangunan gedung dan rumah tinggal harus didesain sedemikian sehingga
memiliki: daktilitas yang baik (baik pada material maupun strukturnya);
kelenturan pada strukturnya; dan memiliki daya tahan terhadap
kerusakan.
Disalin dari :Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa
Disalin dari :Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa
CATATAN Rumah dan Griya
Tentu
saja dalam membuat rumah banyak hal yang mempengaruhinya dan untuk
membuat sebuah rumah yang sangat ideal ketika gempa terjadi cukup sulit
bahkan seorang yang pernah belajar ilmu sipil. Maka beberapa catatan di
bawah ini semoga dapat berguna.
Definisi Fondasi
Fondasi
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dasar bangunan yang kuat,
biasanya (terdapat )di bawah permukaan tanah tempat bangunan itu
didirikan.
Fungsi
utama dari fondasi adalah sebagai komponen struktur bangunan yang
menjadi perantara untuk meneruskan beban struktur(bangunan)d iatasnya
dan gaya-gaya lain (misalnya:gaya gempa yang arahnya horizontal atau
mendatar) yang bekerja pada bangunan tersebut, ke tanah. Suatu bangunan
dikatakan setabil bila tanah pendukung mampu menerima beban dari
banguanan tersebut, artinya bangunaan tersebut tidak mengalami penurunan
(ambles:jawa), guling, geser atau bahkan bergerak.
Catatan 1:Bahwa
fondasi harus diletakan pada tanah yang punya kuat dukung yang tinggi.
Sifat tanah ini biasanya keras dan kembang susutnya kecil. Sifat kembang
susut yang besar dapat dilihat jika tanah tersebut kering yang semula
dalam keadaan basah, maka tanah tersebut akan retak-retak disebagian
besar permukaanya.
Dengan
pegertian tersebut maka fondasi disetiap tempat berbeda-beda tergantung
jenis tanahnya. Maka kalau ada tukang yang ngomong “saya buat fondasi
di daerah jauh sana dalamnya sekian meter ,jadi disini harus sekian
juga” bagaima pendapat anda berdasarkan catatan di atas…………...?
Seorang
mengali fondasi di daerah jogja kota kedalaman 100 centimeter sedang
orang di daerah patuk gunung kidul mengali fondasi kedalamanya hanya
30cm, kemudian didirikan bangunan rumah diatasnya bahkan lantai 02. Maka
dari kedua orang ini manakah rumah yang akan ambles lebih
dulu……………………..? Jawabanya bahwa fakor utama dari fondasi adalah
bagaimana meletakanya pada tanah yang keras sehingga tidak terjadi
penurunan, geser atau guling. Sebuah meja di letakan di sudut rumah
tidak perlu fondasi, tentu saja karna meja tersebut terletak pada dasar
yang setabil. Sebuah kursi diletakan di teras rumah tidak perlu fondasi.
Maka kedua orang tadi “ BENAR “ atau “ SALAH “. Bahkan
yang paling benar dan tidak akan dibantah bahkan oleh seorang ahli
fondasi adalah perletakan meja dan kursi tadi.
Catatan 2:
Fondasi harus diletakan pada tanah yang keras. Jika hal ini masih
menyulitkan maka lihatlah bangunan yang sejenis di daerah anda buatlah
fondasi sejenis dengan kedalaman sama atau lebih dalam dan dengan bentuk
fondasi yang sama atau lebih besar.Semoga Rumah Anda Aman.
Catatan 3:Denah Bangunan Denah bangunan ini merupakan komponen utama yang akan membentuk bangunan. Sekali lagi walaupun sulit mencari bentuk struktur (dikatakan juga bentuk bangunan) yang sangat ideal memenuhi syarat-sayarat yang didijinkan tetapi beberapa pedoman dasar ini dapat digunakan.(yang ini tak kutip dari Buku Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang yang nulis Pak Gideon H Kusumah):
Catatan 4:Lokasi bangunan Kesetabilan lerang bukan hanya ditutut ketika terjadi gempa bahkan dalam keadaan normal kesetabilan lereng tetep harus ada. Sebuah tanah di areal perbukitan dalam keadaan normal boleh saja setabil tetapi perlu diingat bahwa nanti lereng tersebut akan menerima beban seberat rumah yang didirikan, jika tanah yang berada dilereng tidak stabil boleh jadi akan terjadi longsor pada area tersebut. Beberapa hal yang Rumah dan Griya sarankan ketika anda akan medirikan di areal perbukitan :
Bukan
berarti bahwa dilahan datar jaminan akan stabilnya bangunan, seperti
yang sudah dituliskan di atas yang terpenting adalah kesetabilan tanah.
Oleh sebeb itu Rumah dan Griya menyarangkan agar:
Catatan 3:Denah Bangunan Denah bangunan ini merupakan komponen utama yang akan membentuk bangunan. Sekali lagi walaupun sulit mencari bentuk struktur (dikatakan juga bentuk bangunan) yang sangat ideal memenuhi syarat-sayarat yang didijinkan tetapi beberapa pedoman dasar ini dapat digunakan.(yang ini tak kutip dari Buku Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang yang nulis Pak Gideon H Kusumah):
- Bangunan mempunyai bentuk yang sederhana. semakin sederhana sebuah bentuk maka pengetahuan kita tentang bangunan tadi lebih banyak dibanding bentuk bangunan yang kompleks
- Bentuknya simetris
- Bentuk bangunan tidak terlalu langsing. Perbandingan tinggi dan lebar kurang dari 4 (h tinggi, b lebar h<4b)
- Distribusi kekuatan sepanjang tinggi banggunan seragam dan menerus. Komponen struktur (balok beton, kolom atau tiang beton, fondasi harus menerus dari bawah sampai ke atas)
- Bangunan mempunyai kekakuan yang cukup
Catatan 4:Lokasi bangunan Kesetabilan lerang bukan hanya ditutut ketika terjadi gempa bahkan dalam keadaan normal kesetabilan lereng tetep harus ada. Sebuah tanah di areal perbukitan dalam keadaan normal boleh saja setabil tetapi perlu diingat bahwa nanti lereng tersebut akan menerima beban seberat rumah yang didirikan, jika tanah yang berada dilereng tidak stabil boleh jadi akan terjadi longsor pada area tersebut. Beberapa hal yang Rumah dan Griya sarankan ketika anda akan medirikan di areal perbukitan :
- Sebelum mendirikan perlu dilihat area sekitar lokasi pernahkan terjadi longsor, jika ya maka sebaiknya anda urungkan membuat rumah dilokasi tersebut atau jika masih menginginkan mendirikan dilokasi tersebut maka mitalah bantuan pada ahli maka mereka akan melakukan penyelidikan tanah dan akan menempuh langkah-langkah yang diperlukan
- Usahakan jarak yang cukup jauh dari bibir lereng, artinya bahwa semakin mendekat dengan bibir lereng semakin besar kemungkinan longsor
- Rumah yang ringan akan memperkecil kemungkinan terjadi longsor
- Fondasi diusahakan cukup dalam dan akan lebih baik jika menggunakan fondasi jenis sumuran(apa dan bagaimana tipe fondasi semoga dalam beberapa tulisan kedepan dapan bisa disajikan Rumah dan Griya)
- Jika diperlukan buatlah dinding penahan tanah (talud) dilereng tersebut
- Hindari tanah humus dengan memperdalam fondasi
- Jika tanah bekas timbunan maka fondasi harus diletakan ditanah asli kecuali pemadatan tanah sangat baik
- Jika karna suatu hal harus melakukan penimbunan tanah maka kepadatan tanah harus diperhatiakan.Lakukan pemadatan tanah selapis demi selapis, gunakan alat pemadat tanah, jangan menimbun tanah dengan bahan organik karna nanti akan terurai oleh tanah dan hal yang paling mudah adalah tungulah cukup lama biarkan proses alam yang memadatkan tanah
Daktilitas
adalah kemampuan struktur bangunan gedung untuk mempertahankan kekuatan
dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap
berdiri walaupun sudah berada dalam kondisi di ambang keruntuhan.
Sumber :http://rumahdangriya.blogspot.com
Pembesian / Penulangan Sloof ( detail pembuat sloof )
Banyak ahli struktur mengatakan "Dalam Perencanaan Bangunan Di daerah Rawan Gempa Pendetailan Struktur Sama Pentingya Dengan Analisa Stuktur Bahkan Lebih Penting",
Karena beban gempa itu sangat sulit diperkirakan dan dihitung
distribusi gayanya. (Ir. Gideon H. Kusuma M.Eng dalam Dasar-dasar
Perencanaan Beton Bertulang))
Pengertian
pendetailan stuktur terutama dalam blog ini telah kami uraikan pada
tulisan sebelumnya, ada pun analisa struktur adalah kegiatan
memperkirakan kekuatan komponen-komponen struktur bangunan terhadap
beban-beban yang direncanakan sesuai dengan peraturan dan kaidah yang
berlaku sedemikian sehingga dicapai sebuah konstruksi bangunan yang
mampu bertahan terhadap pembeban gaya-gaya yang ada.
Pada
tulisan sebelumnya telah kita berikan detail pembesian atau penulangan
sloof, pada kesempatan ini kita lanjutkan detail penulangan tersebut :
1.Detail penulangan Sloof 2 (posisi sloof pada gedung dapat anda lihat pada posting sebelumnya a.1 posisi sloof pada fondasi pasangan batu kali)
Gambar 3.1 penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tengah bangunan
Sumber gambar"Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa"
Catatan rumahdangriya :
Pada
keterangan di atas tertulis s.1 max (jarak begel sloof maksimal)=2/3 hb
atau 20 cm, dan diantaran keduanya mana yang lebih kecil yang
digunakan.
Supaya lebih jelas kita berikan contoh perhitunganya :
Sloof
yang akan kita buat ukuran lebar (bh)=15 cm dan ukuran tinggi (hb)=20cm
sloof mengunakan tulangan utama dimeter 12 mm dan begel menggunakan
besi diameter 8mm.Sedangkan kolom tulangan utama mengunakan besi 10 dan
begel menggunakan besi 9 mm(catatan:besi diameter 9 sangat sulit
didapatkan dipasaran)
1.Maka dari persaman diatas jarak begel sloof adalah
s.1 mak = 2/3 hb=2/3 x 20cm =13.333cm
s.1 mak = 20 cm
dari dua hasil ini kita gunakan jarak begel yang terkecil=13.33cm
2.Panjang
bengkokan penulangan kolom pada pertemuan dengan sloof adalah 40d atau
40 dikalikan diameter tulangan kolom (dapat dilihat kembali pada posting
sebelumnya a.2 Detail pembesian sloof 1) dan gambar dibawah ini
Gambar 3.2 Penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tengah bangunan
40 d= 40 x 10mm = 400mm atau 40 cm(gambar penulangan besi berwarna merah diatas)
2.Detail penulangan Sloof3
Gambar 3.3 Penulangan pertemuan antara kolom dengan sloof di tepi bangunan
Sumber gambar"Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa"
Catatan rumahdangriya :
Catatan rumahdangriya :
Ilustrasi posisi sloof dengan fondasi batu kali pada gambar di atas ini adalah sebagai berikut
Gambar 3.4 Ilustrasi posisi pertemuan antara kolom dengan sloof di tepi bangunan
Gambar 3.5 Prespektif detail penulangan sloof 3
Nilai s1 mak sama seperti keterangan sebelumnya
3.Detail Penulangan Sloof4 (Sloof Dengan Fondasi Telapak/Foot Plate)
Gambar 3.6 Detail Penulangan Sloof (Sloof Dengan Fondasi Telapak/Foot Plate) 1
Sumber gambar"Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa"
Gambar 3.7 Detail Penulangan Sloof (Sloof Dengan Fondasi Telapak/Foot Plate) 2
Sumber gambar"Pedoman Teknis Rumah dan Bangunan Gedung Tahan Gempa"
Catatan rumahdangriya :
Supaya jelas dan mudah memahaminya maka kita gunakan contoh
Sloof
yang akan kita buat ukuran lebar (bh)=20 cm dan ukuran tinggi
(hb)=30cm sloof mengunakan tulangan utama dimeter 12 mm dan begel
menggunakan besi diameter 8mm.Sedangkan kolom tulangan utama mengunakan
besi 13 dan begel menggunakan besi 9 mm(catatan:besi diameter 9 sangat
sulit didapatkan dipasaran)
1.Panjang
bengkokan penulangan sloof pada pertemuan dengan kolom (lihat gambar
3.6) adalah 40d atau 40 dikalikan diameter tulangan sloof.
40 x 12 =480 mm atau 48 cm
2.Panjang
bengkokan penulangan kolom pada pertemuan dengan fondasi telapak
/foot plat (lihat gambar 3.6) adalah 40d atau 40 dikalikan diameter
tulangan kolom
40 x 13 = 520 mm atau 52 cm
3.Maka dari persaman diatas(gambar 3.7) jarak begel sloof adalah
s.2 mak = 2/3 hb=2/3 x 30cm =20cm
s.2 mak = 16 d=16 x 12 mm=192mm atau 19.2cm
s.2 mak = 15 cm
dari dua hasil ini kita gunakan jarak begel yang terkecil=15 cm
KESALAHAN DALAM MEMBUAT SLOOF (KESALAHAN PEMBESIAN PENULANGAN SLOOF)
Catatan rumahdangriya :
Pada
gambar di atas walaupun pekerjaan sloof sudah dapat dikatakan benar
(dari sisi ukuran sloof dan jumlah tulangan) akan tetapi detail
sambungan pembesian sloof ini ada yang salah yaitu panjang pembengkokan sambungan kolom ( lihat notasi kesalahan penulangan pada gambar di atas).
Panjang sambungan kolom atau tiang beton dengan sloof kurang panjang
(panjang minimal sebesar 40d). Hal ini juga berlaku jika fondasinya
menggunakan fondasi telapak atau footplat
Kesalahan pada bagian ini bisa berakibat fatal pada bagunan anda terutama jika terjadi gempa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan tulis dan komentarnya setelah membuka blog ini. Terima kasih.
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.